Ibumu
telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan yang serasa sembilan
tahun.
Dia
bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya.
Dia
telah menyusuimu dengan air susunya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu.
Dia
bersihkan kotoranmu dengan tangan kanannya, dia utamakan dirimu atas dirinya
serta atas makanannya.
Dia
jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.
Dia
telah memberikanmu semua kebaikan, dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak
darinya kesusahan yang luar biasa dan kesedihan yang panjang.
Dia
keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu, dan seandainya dipilih
antara hidupmu dan kematiannya, maka ia akan meminta supaya kamu hidup dengan
suara yang paling keras.
Betapa
banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlaq yang tidak baik.
Dia selalu mendoakanmu agar
mendapat petunjuk, baik di dalam sunyi maupun ditempat terbuka. Tatkala ibumu
membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang
yang tidak berharga di sisimu. Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar. Engkau
puas dalam keadaan ia haus. Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan
anakmu dari pada ibumu. Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat.
Begitu berat rasanya bagimu memeliharanya, padahal itu urusan yang mudah.
(Imam Adz Dzahabi)
0 komentar:
Posting Komentar